Catatan di Waktu Senggang: Kue Rangi

Rabu, 22 Juni 2011

Kue Rangi

Kue Rangi, Riwayatmu Kini...

 
 
 
 
 
 
Rabu, 22 Juni 2011 - 18:17 wib


Lastri Marselina - Okezone
DARI kejauhan, aroma wangi kelapa yang dibakar menggelitik hidung. Penasaran? Yuk, kenali makanan khas Betawi ini.

Kue rangi ialah penganan khas Betawi yang terbuat dari campuran tepung tapioka dan kelapa parut yang dibakar di atas dua baris cetakan dengan lumuran gula merah di atasnya.
Begitu digigit, kue rangi begitu renyah dan manis. Tidak puas rasanya kalau hanya menghabiskan setengah tangkap..nyam!

Okezone pun mengajak ngobrol sang penjaja rangi. Adalah Rudi (28), warga Pasar Minggu yang telah berjualan kue rangi sejak tiga tahun lalu. Rudi biasa berkeliling di kawasan Buncit dan Mampang Prapatan dari pukul 08.00-21.00 WIB.

“Kalau sudah sore, saya mangkal tidak jauh dari koridor busway Pejaten. Dalam sehari, saya biasa menyediakan bahan dasar untuk 75 tangkap (2 baris cetakan ditempelkan menjadi 1-red) dan biasa laku hanya 50 tangkap yang saya jual Rp5.000 per porsi,” tutur Rudi ketika ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, pada program Hidangan Betawi Tempo Doeloe, Rabu (22/6/2011).

Ditanyakan lebih lanjut alasan dagangannya tidak selalu habis, Rudi yang meneruskan usaha
sang ayah, menjelaskan bahwa baru sedikit masyarakat yang tahu kelezatan kue rangi.

“Untuk persaingan, beruntung penjaja kue rangi masih jarang dalam satu wilayah yang sama. Mungkin warga belum tahu enaknya. Paling enak, makan kue rangi panas-panas. Kenapa? Soalnya kalau sudah dingin kurang gurih aja rasanya,” tambah bapak 1 anak ini.

Saat dingin, kue akan mengeras karena terbuat dari sagu. Gula merahnya pun tidak selumer saat masih panas. Demi menjaga cita rasa khas kue rangi, kebanyakan penjaja menggunakan kayu bakar.

“Rasanya beda saja kalau pakai kayu bakar,” tutup Rudi.(ftr)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

host gator coupon Link Bait Service SEO Software