Catatan di Waktu Senggang: Rentenir

Selasa, 12 Juli 2011

Rentenir

Rentenir di Tengah Masyarakat (oleh Tri Prasetyo Dumadi)

Jika kita lewat jalan Sumur Bor - jalan penghubung Bukit Permata dengan Cilame Bandung Barat - maka akan kita jumpai spanduk yang bertuliskan "Stop!!! Bisnis Haram (Rentenir)". Menarik jika kita mencoba memikirkan mengapa spanduk tersebut sampai dipasang.

Rentenir dalam pengertian sehari-hari bisa diartikan sebagai orang yang meminjamkan uang dan akan mengambil uang yang telah dipinjamkan beserta dengan bunganya yang biasanya nilai bunga yang ditetapkan melebihi bunga pinjaman dari bank atau lembaga keuangan resmi. Dalam banyak kasus nilai bunga yang ditetapkan sangat tinggi sehingga orang yang meminjam uang tidak sanggup membayar cicilan pinjaman meskipun hanya bunganya saja, sehingga jumlah pinjaman tidak akan berkurang bahkan akan bertambah dari waktu ke waktu jika orang yang meminjam membayar cicilan dengan jumlah yang lebih kecil dari nilai bunga pinjaman karena selisih pembayaran bunga menambah nilai pinjaman sehingga nilai bunga akan bertambah untuk pembayaran periode berikutnya.

Dengan kondisi ini secara logika seharusnya tidak ada orang yang akan memanfaatkan jasa peminjaman uang seperti ini, namun kenyataannya banyak sekali orang yang menggunakan jasa rentenir. Bahkan bagi sebagian orang usaha seperti rentenir adalah usaha yang menjanjikan hasil besar dalam waktu singkat. Mengapa usaha rentenir bisa berkembang? ada beberapa sebab yang memungkinkan hal ini terjadi.

  1. Tingkat pendidikan yang rendah.Dengan tingkat pendidikan yang rendah maka wawasan seseorang juga akan sempit hal ini akan memudahkan bagi rentenir untuk mendekati dan menawarkan jasanya. Wawasan yang sempit menyebabkan orang yang ditawari pinjaman dana oleh  rentenir tidak akan berusaha mencari pembanding yang lebih ringan atau lebih baik, apalagi rentenir menawarkan kemudahan tersedianya dana tanpa banyak syarat
  2. Rumitnya prosedur peminjaman dana di bank resmi. Untuk meminjam dana di bank resmi cukup banyak dokumen yang harus disiapkan calon nasabah dan yang hampir pasti adalah adanya jaminan pinjaman seperti sertifikat rumah atau tanah atau surat kepemilikan kendaraan. Atau jika tidak memerlukan jaminan maka syarat yang harus dipenuhi adalah rumah yang ditinggali harus milik sendiri, harus ada saudara yang bisa dihubungi dan lain-lain. Bagi banyak orang hal-hal seperti ini tidak bisa dipenuhi sehingga mereka lebih memilih menggunakan jasa rentenir meskipun harus menanggung bunga yang tinggi

Masih banyak penyebab lain yang memicu banyaknya usaha rentenir selain 2 penyebab diatas jika ditelaah satu persatu.

Berdasarkan penyebab diatas maka yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat agar wawasan bertambah luas. Memberikan pengertian secara terus-menerus melalui kegiatan-kegiatan di masyarakat tentang bahaya sistem peminjaman rentenir (seperti pemasangan spanduk oleh masyarakat) dan mensosialisasikan cara-cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga kebutuhan hidup bisa tercukupi tanpa harus menggunakan jasa rentenir. Peran serta pemerintah juga dibutuhkan untuk memberikan fasilitas pinjaman dana melalui bank resmi dengan prosedur yang sangat sederhana dan bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

QR code

4 komentar :

  1. pinjaman gituan emang instan, sayang gede banget bunga. Bank memang agak ribet buat pinjam dana di sana. Jangankan masyarakat biasa PNS kalo mo pinjam duit SK asli di tahan, dan ttd sana sini dan gede jg bunganya loh.

    BalasHapus
  2. Memang betul kata Rina, berarti bisa diartikan sebenarnya konsep rentenir juga dipraktekkan di bank resmi ya....hanya saja tertutup oleh legalitas institusi bank tersebut....wah...

    BalasHapus
  3. malah menurut saya rentenir lebih membantu masyarakat kecil daripada pihak bank
    sebagai contoh, tetangga saya pernah minta tolong sama saya butuh uang untuk wisuda anknya, namun sayang saya tdk dapat membantu nya. lalu ibu tersebut mengajukan pinjaman pada pihak bank namun proses yg ribet ini itu lah itu pun tidak dapat pencairan dana karna alasan tertentu(dlm hati saya kasihan jga liat ibu itu, udah cape2 ke rt, lurah, ke tukang foto copy bolak balik bank, pihak bank pun bolak-balik kerumah ibu tersebut, namun sayang kriteria usaha si ibu tersebut tidak diterima pihak bank. sementara ibu itu harus membayar uang untuk wisuda si anak) kemudian ibu itu di kenalkan teman nya pada tukang koprasi (rentenir) dan hari itu jga proses langsung cair tanpa berbelit2 ssperti yg dilakukan pihak bank'e dan ibu itu pun sangat senang sekali hati nya.
    pertanyaan nya: mana kah yg lebih membantu masyarakat kecil.
    dengan perhitungan bunga sbg brikut:
    bunga bank ******(swasta)= 5.000.000,00x24%/tahun =1200+5.000.000,00
    =6.200.000,00(yg harus di bayar ibu pada bank seandai nya dapat pinjaman itu pun harus menngadaikan surat mobil,motor,atau bahkan rumah pada pihak bank)
    pada rentenir: 5.000.000,00x20%=dibayar perhari 200.000 per hari selama 30 hari= 200.000x30 hari =6.000.000,00 itu pun saya lihat kalau ibu tersebut menunggak pembayaran nya pihak rentenir tidak pernah membeban kan bunga tunggakan pada si ibu tersebut. selebih nya anda sendiri yg menilai, trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo koprasi saya setuju karena prinsip dari koprasi adalah gotong royong. Menurut saya jika sudah dalam wadah lembaga perekonimian resmi seperti koprasi simpan pinjam maka bukan lagi rentenir menurut saya....

      Hapus

host gator coupon Link Bait Service SEO Software