Tapi saya menulis ini tidak untuk membahas naiknya harga jengkol yang saya juga tidak tahu pasti penyebabnya. Popularitas jengkol yang semakin naik akhir-akhir ini mendorong saya untuk berbagi cerita pengalaman saya dan jengkol yang sampai sekarang masih mempengaruhi hidup saya... :-d
Cerita ini dimulai saat saya menginjakkan kaki di kota kembang Bandung untuk merantau...ya untuk mandiri untuk mengamalkan ilmu yang telah diberikan orang tua..... Setiba di Bandung saya langsung menuju tempat kos teman kuliah saya yang lebih dulu bekerja di Bandung yaitu di IPTN dan saya bergabung dengan dia...o ya nama teman saya adalah Anis Rizal dan sekarang (selepas resign dari IPTN) dia sudah jadi juragan nasil pecel khas Madiun yang outletnya ada di Madiun, Surabaya dan Malang. Tempat kos kami waktu itu di daerah Citepus sebelah Bandara Husein Sastranegara.
Setelah sampai di tempat kos dan beristirahat saya pun diajak Anis untuk orientasi daerah tempat kos dengan menunjukkan tempat makan yang sering dikunjungi, tempat nongkrong, tempat kos teman yang lain yang satu almamater, tempat sewa VCD dan lain-lain. Dalam perjalanan saya pun lewat lorong-lorong gang sempit untuk mengenal jalan-jalan pintas yang ada dan yang pasti adalah lewat depan toilet-toilet tempat kos lain. Saat lewat toilet-toilet itulah saya merasakan aroma khas yang tidak saya pernah saya rasakan di toilet manapun dan saya pun belum tahu aroma apa itu... :)
Suatu hari saya pun diajak teman saya orientasi lagi untuk daerah yang lebih luas dan pada kesempatan itu Anis mengajak saya untuk jalan-jalan ke pasar dekat Bandara yaitu pasar Ciroyom. Sesampai di pasar itu saya pun langsung disambut aroma yang pernah saya rasakan saat lewat di depan toilet di daerah tempat kos saya. Saya pun merasa aneh kok di pasar ada aroma toilet dan saya katakan hal itu ke teman saya dan teman saya tersenyum dan berkata "O...iku ambune jengkol....wong kene pancen seneng karo jengkol dadi WC ne yo mambu jengkol....." (nggak diterjemahkan ya...soalnya lebih lucu kalo saya tulis pakai bahasa jawa khas jawa timuran). Saya pun mengangguk tanda mengerti. Dan sejak itu kalau saya mendengar atau melihat jengkol maka pikiran saya langsung ke toilet dan sampai sekarang saya tidak bisa makan jengkol karena pikiran tersebut, padahal banyak teman mengatakan jengkol adalah salah satu makanan enak di dunia......
Ya....mungkin sudah takdirnya begini tapi saya sama sekali tidak merendahkan jengkol dan saya tetap sangat respek kapada semua penikmat jengkol karena kehebatan mereka..... Jika saja kejadiannya tidak seperti diatas mungkin akan lain ceritanya......salam... :>)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar