Catatan di Waktu Senggang: Jengkol dan Saya

Selasa, 25 Juni 2013

Jengkol dan Saya

Harga jengkol yang melesat naik akhir-akhir ini cukup membuat heran,padahal selama ini jengkol dikenal sebagai kuliner yang murah meriah sehingga banyak disenangi. Naiknya harga jengkol  ini tentu  memukul para penggemarnya karena untuk saat ini mereka tidak bisa sesering biasanya dalam melampiaskan hasratnya menyantap jengkol.
Tapi saya menulis ini  tidak untuk membahas naiknya harga jengkol yang saya juga tidak tahu pasti penyebabnya. Popularitas jengkol yang semakin naik akhir-akhir ini mendorong saya untuk berbagi cerita pengalaman saya dan jengkol yang sampai sekarang masih mempengaruhi hidup saya... :-d

Cerita ini  dimulai saat saya menginjakkan  kaki di kota kembang Bandung untuk merantau...ya untuk mandiri untuk mengamalkan ilmu yang telah diberikan orang tua..... Setiba di Bandung saya langsung menuju tempat kos teman kuliah saya yang lebih dulu bekerja di Bandung yaitu di IPTN dan saya bergabung dengan dia...o ya nama teman saya adalah Anis Rizal  dan sekarang (selepas  resign dari IPTN) dia sudah jadi juragan nasil pecel khas Madiun yang outletnya ada di Madiun, Surabaya dan Malang. Tempat kos kami waktu itu di  daerah Citepus sebelah Bandara Husein Sastranegara.

Setelah sampai di tempat kos dan beristirahat saya pun diajak Anis untuk orientasi daerah tempat kos dengan menunjukkan tempat makan yang sering dikunjungi, tempat nongkrong, tempat kos  teman yang lain yang satu almamater, tempat sewa VCD dan lain-lain. Dalam perjalanan saya pun lewat lorong-lorong gang sempit  untuk mengenal jalan-jalan pintas yang ada dan yang pasti adalah lewat depan toilet-toilet tempat kos lain. Saat lewat toilet-toilet itulah saya merasakan aroma khas yang tidak saya pernah saya rasakan di toilet manapun dan saya pun belum tahu aroma apa itu... :)

Suatu hari saya pun diajak teman saya orientasi lagi untuk daerah yang lebih luas dan pada kesempatan itu Anis mengajak saya untuk jalan-jalan ke pasar dekat Bandara yaitu pasar Ciroyom. Sesampai di pasar itu saya pun langsung disambut aroma yang pernah saya rasakan saat lewat di  depan toilet di daerah tempat kos saya. Saya pun merasa aneh kok di pasar ada aroma toilet dan saya katakan hal  itu ke teman saya dan teman saya tersenyum dan berkata "O...iku ambune jengkol....wong  kene pancen  seneng karo  jengkol dadi WC ne yo mambu jengkol....." (nggak diterjemahkan ya...soalnya lebih lucu kalo  saya tulis pakai bahasa jawa khas jawa timuran). Saya pun mengangguk tanda mengerti. Dan sejak itu kalau saya mendengar atau melihat jengkol maka pikiran saya langsung ke toilet dan sampai sekarang saya  tidak bisa makan jengkol karena pikiran tersebut, padahal banyak teman mengatakan jengkol  adalah salah satu makanan enak di dunia......

Ya....mungkin sudah takdirnya begini tapi saya sama sekali tidak merendahkan jengkol dan saya tetap sangat respek  kapada semua penikmat jengkol karena kehebatan mereka..... Jika saja kejadiannya tidak seperti diatas mungkin akan lain ceritanya......salam... :>)


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

host gator coupon Link Bait Service SEO Software