(GoVlog-Umum) Hari Paling Sial dalam Hidup

Jika mengingat kejadian ini perasaan saya bercampur aduk,jengkel sedih tapi juga senang pokoknya campur aduk. Kejadiannya sudah sangat lama sekitar 14 tahun yang lalu tepatnya akhir 1997.

Waktu itu saya masih bekerja di perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang telekomunikasi yang mendapat proyek membangun Sentral Telepon Otomat (STO) di seluruh wilayah Sumatra. Suatu saat saya mendapat serangkaian tugas di daerah Palembang dan sekitarnya bertepatan dengan dengan liburan Natal dan Tahun Baru. Setelah selesai beberapa tugas dan menuju tugas berikutnya ada jeda karena libur natal maka saya putuskan untuk pulang ke Surabaya karena sudah kangen dengan keluarga.Justru dari sinilah serangkaian kejadian menimpa saya.

Setelah beberapa hari libur saatnya saya kembali ke Palembang. Tiket sudah ada di tangan, karena tidak ada penerbangan langsung Surabaya - Palembang maka saya harus transit di Jakarta. ada 2 tiket yang saya pegang , Surabaya - Jakarta jam 09.00, Jakarta - Palembang 11.00. Karena malamnya main sampai larut saya agak kesiangan bangun dan dengan terburu-buru berkemas. Setelah selesai berkemas saya pun pergi diiringi restu orang tua. Rencana hari itu setelah saya sampai di Palembang saya harus menjemput orang dari Ditjen Postel (maaf saya lupa nama Beliau, mungkin sekarang Beliau sudah jadi pejabat yang jelas beliau orang Batak) yang akan bersama saya untuk meninjau pelaksanaan proyek yang telah diselesaikan oleh perusahaan saya.Penerbangan Surabaya - Jakarta lancar dan tepat waktu, setelah tiba di Jakarta saya langsung boarding pass untuk ke Palembang masih ada 1 jam sebelum penerbangan ke Palembang.

Setelah menunggu 1 jam ternyata tidak ada panggilan untuk penumpang ke Palembang malah ada pengumuman bahwa pesawat ke Palembang terpaksa delay karena masalah teknis....wah gawat!! tapi saya masih tenang karena jadwal menjeput kolega dari Ditjen Postel masih jam 14.00 WIB, biasanya delay nggak sampai 1 jam...masih ada waktu. Tapi ternyata delay pesawat bertambah panjang, menjelang jam 13.00 WIB pesawat belum juga siap....celaka gimana nih....padahal jam 14.00 WIB saya harus menjemput kolega dari Ditjen Postel di bandara Sultan Mahmud Badarudin Palembang kalau sampai nggak terjemput beliau bisa pulang lagi ke Jakarta dan komplain yang tentu saja membawa bencana bagi proyek kami.

Setelah berpikir kesana kemari akhirnya saya putuskan minta tolong teman yang ada di Palembang (Bang Eberth Siahaan) untuk menjemput beliau. Sebenarnya saya tidak enak hati karena dia dalam status cuti tapi saya beranikan diri demi kepentingan perusahaan. Saya pun pergi mencari telepon umum, maklum waktu itu belum punya handphone karena harga handphone masih mahal dan merupakan barang mewah. Telepon umum banyak tapi celakanya semuanya pakai kartu magnetic sedangkan kartu saya sudah habis, terpaksa saya keliling bandara untuk mencari kartu telepon. Setelah keliling akhirnya saya dapat kartu telepon dari sebuah wartel dan saya pun kembali ke ruang tunggu semula (belakangan saya terpikir konyol sekali kenapa tidak dari wartel tadi saja saya telepon......parah). Saya pun menghubungi teman saya dan sukurlah dia bersedia berkorban untuk perusahaan. Jam 15.00 WIB saya hubungi lagi teman saya dan dia memberitahu bahwa orang dari Postel telah dijemput dan sudah diantar ke hotel. Satu masalah sukurlah selesai...

Setelah penantian dengan kesabaran yang dipaksakan akhirnya pesawat ke Palembang berangkat juga sekitar jam 16.00. Saya pun langsung masuk dan duduk dengan lelah....tak berapa lama pramugari membagikan snack...lumayan untuk ganjal perut. Beberapa saat di dalam pesawat saya melihat seorang ibu yang satu pesawat dengan saya sejak dari Surabaya keluar dari ruang duduk VIP di pesawat kemudian beliau berkata "Mas tadi kan dari Surabaya ya...kok nggak duduk di VIP? kan penumpang dari Surabaya dapat kompensasi karena delay lama. Tadi ada pendataan...." ucap beliau. Alamak sial kalipun aku!!!.....rupanya saat saya kelimpungan cari kartu telepon saat itu ada pendataan dan saya tidak ada di tempat akhirnya saya pun dengan senyum dipaksakan berkata "Sama aja bu disini saja.......".

Akhirnya saya sampai di Palembang sekitar jam 17.00 dan langsung menuju tempat pengambilan bagasi. Setelah menunggu agak lama travel bag saya tidak juga muncul, karena sudah lelah saya minta bantuan seorang portir untuk mencari travel bag saya. Tidak lama dia muncul sambil membawa travel bag saya dan langsung menyerahkannya pada saya. Alangkah kagetnya setelah menerima travel bag...kok jadi ringan tidak seperti semula? Saya buka travel bag saya dan isinya tinggal 2 potong celana, 3 potong baju dan beberapa celana dalam......barang lain berupa beberapa celana, baju, walkman, speaker aktif, beberapa kaset dan bahkan pisau cukur lenyap tak berbekas.....sial........Rupanya karena berangkat dari Surabaya tergesa-gesa saya lupa mengunci travel bag sebelum masuk ke bagasi....ya Tuhan.......kenapa ini terjadi....Mau komplain jelas tidak bisa karena kelalaian saya dan di tiket sudah jelas tertulis "Kehilangan barang bagasi karena kelalaian penumpang bukan tanggung jawab pihak penerbangan"

Percuma meratapi nasib akhirnya saya langsung ke hotel yang telah saya booking setelah mandi saya pun menemui kolega dari Ditjen Postel untuk menyampaikan permintaan maaf karena bukan saya yang menjemput dan saya ceritakan penyebabnya dari awal sampai akhir. Beliau pun manggut-manggut tanda mengerti.....Kemudian kami menyusun rencana kerja untuk esok hari.

Keesokan harinya kami pun berangkat ke beberapa site proyek yang telah siap untuk melakukan Uji Laik Operasi sentral telepon otomat. Yang menyenangkan adalah ternyata orang dari Ditjen Postel tidak banyak bertanya ini itu tentang proyek yang telah kami bangun, beliau tanpa ragu-ragu langsung me - acc pengerjaan proyek kami, semuanya lancar tanpa pending dan selama perjalanan pun beliau tidak minta entertaint yang aneh-aneh....sukurlah sukses....

Setelah beberapa kejadian yang menjengkelkan akhirnya diakhiri dengan kesenangan.....